Akik. Siapa yang tak kenal nama ini? Pastinya nama ini tak memerlukan pemikiran yang cukup lama untuk sekadar mengingat warna, bentuk, ataupun ciri khas yang menempel padanya.
Tak mengherankan jika demikian adanya, sebab belum lama ini nama akik sempat menjadi viral. Bahkan konon kabarnya harga yang ditawarkan sampai ratusan juta. Ya...hanya sekadar ingin memiliki sebuah 'batu' saja harus merogoh kantung sangat dalam.
Jika ditanya kepada yang bersangkutan, inilah yang namanya hobi.Ya...sebagian orang mengatakan hal yang sia-sia menekuni hobi ini. Selain karena penikmat yang masih jarang, ditambah lagi karena sesuatu yang ujug-ujug menjadi perbincangan banyak orang pasti akan cepat pula menghilang dari peredaran.
Sebagian lagi, menyatakan bahwa hobi masing-masing orang adalah tidak sama. Jika seseorang sudah suka (hobi), maka ia tidak akan tengok kiri-kanan atau bahkan terpengaruh oleh orang lain. Jika masih demikian ini, maka mereka bisa dikatakan tidak hobi melainkan hanya ikut-ikutan saja.
Terlepas dari pro dan kontra mengenai akik, pada tulisan ini akan dicoba berbagi pengalaman (hasil dengar dari sebuah acara di radio) kepada para pembaca sekalian :)
Acara radio tersebut, mengambil tema akik yang dipandang dari segi agama Islam. Bagaimana Islam memandang keberadaan akik ini?
Singkat cerita bahwa akik merupakan sebuah barang perhiasan yang diperuntukkan bagi laki-laki. Perhiasan yang diumumnya dipakai dijari sebagai cincin. Sekadar pemanis jari.
Sumber: Dokumen Pribadi |
Sedang untuk emban (sebuah benda yang dibentuk sedemikian rupa yang berfungsi sebagai tempat meletakkan batu dan sebagai dicincin dijari) tidak diperkenankan menggunakan bahan dari emas. Emas diharamkan bagi kaum laki-laki.
Sebuah akik (menurut Ustadz dalam acara tersebut) tidak diperbolehkan dipakai pada jari telunjuk dan jari jempol; Masih menurut Ustadz yang sama, bahwa yang diperkenankan atau disunahkan cincin akik tersebut dipakai pada jari kelingking dan jari manis. Sedang untuk pemakaian di jari tengah tidak disunahkan maupun diharamkan. Nabi pun senang memakai akik.
Beliau juga berpesan untuk tidak menghambur-hamburkan uang untuk sekadar mengkoleksi batu tersebut. Belilah batu sewajarnya, jangan membeli sampai puluhan ataupun ratusan juta. Menurut beliau, jikalau harganya sekitar seratus atau dua ratus itu masih relatif wajar.
Pesan berikutnya yaitu agar tidak terlalu banyak mengoleksi batu. Sebab setiap barang yang kita miliki harus digunakan atau dimanfaatkan sesuai jenis barangnya. Artinya, barang-barang yang sudah dibeli (akik) harus dipakai. Jangan membeli kemudian hanya diletakkan begitu saja dan ditinggalkan.
Selain menyoroti hal-hal di atas, Ustadz juga memberikan ilmunya yaitu berupa cerita. Cerita tentang asal mula akik. Kata beliau, kata akik merupakan sebuah tempat yang ada di Mekkah. Tempat tersebut berupa lembah. Mengapa lembah ini begitu istimewa? Saking istimewanya, Nabi pun menyarankan untuk berkemah di lembah tersebut. Menurut penelitian, ternyata di lembah tersebut terdapat sebuah sungai yang lain dari sungai pada umumnya. Dalam sungai tersebut terdapat barang yang spesial, yaitu banyak ditemukan batu yang sangat indah dipandang mata. Bahkan akan semakin indah lagi jika diletakkan dijari (laki-laki).
Demikian sekadar pengalaan dengar, terimakasih dan jika ada tambahan silakan tulis pada kolom dibawah...
Terimakasih dan semoga bermanfaat.
sumber: Ustadz Wijayanto dalam sebuah\ acara radio (maaf lupa nama radionya). Acara berlangsung sekitar pukul 09.00 sampai 10.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar