Daftar saya

Senin, 06 April 2020

Corona dan "Corola"

Covid_19 atau yang disebut dengan nama corona atau bahkan korona. Penyebaran virus ini sangatlah cepat, tidak dapat diterka, sulit dideteksi dengan mata biasa (tanpa alat khusus), tidak bisa dideteksi dengan berpatokan pada gejala yang sama pada setiap orang. Maka disebut sebagai pandemi.

Kunci dari semuanya adalah kondisi tubuh tiap manusia. Jika kondisi tubuh seseorang pada saat diserang sangat sehat, maka virus yang ada pada orang itu tidak menampakkan gejala apapun. Virus diam dalam diri orang tersebut. Mungkin inilah yang dinamakan diam-diam menghanyutkan. Dia menunggu waktu yang tepat untuk menampakkan diri. Keunikan virus ini adalah orang yang nampak sehat ini, masih bisa menularkannya pada orang lain.

Pun demikian sebaliknya, jika saat terinfeksi kondisi tubuh seseorang dalam keadaan buruk. Maka virus ini akan segera menunjukkan dirinya di tubuh yang bersangkutan. Menyerang membabi buta, menghabiskan segalanya. Bahkan nyawa taruhannya.

Jadi, siapapun dapat menjadi pembawa, penular, dan penerima virus ini. Entah kondisi tubuh seseorang sedang sehat maupun tidak.

Karena pandemi, maka ini merupakan bencana yang sangat berbahaya. Berbahaya bagi semuanya, tanpa terkecuali. Banyak di media massa, yang notabene adalah media yang sangat dekat dengan manusia, tersebar berbagai macam informasi berkaitan dengan keberadaan virus ini. Berbagai pihak mencoba berbagi pengalaman dari hasil membaca referensi yang ditemui, berbagi pengalaman orang lain, atau ada juga yang hanya sekadar membagi tanpa tau apa yang dibagi. Yang penting ikut membagi seperti orang lain, apalagi jika informasi itu hasil "terusan" maka akan dengan cepat ikut meneruskannya.

Karena begitu dekat dan cepatnya informasi bisa didapat, maka tak hayal banyak berbagai pendapat berkaitan pandemi ini. Berbagai informasi yang terkadang malah makin membuat pusing kepala dan was-was bagi si pembaca.

Dan yang lebih parah lagi. Pandemi dikaitkan dengan upaya mendapatkan sejumlah uang, menyerang pihak lain, bahkan menginginkan suatu kedudukan tertentu. Inilah betapa kreatifnya otak manusia. 

Membicarakan kedudukan, tak akan habis kalimat untuk membahasnya. Ada saja strategi yang diterapkan si pelaku. Itulah politik.

Berbicara tentang politik memang tak akan ada habisnya. Layaknya mencoba mengurai benang kusut, ketika sudah nampak ujungnya ternyata itu hanya fatamorgana belaka. Alias apa yang dilihat bukan ujung benang yang diinginkan.

Pun demikian dengan konsumsi politik, semua hal dapat dijadikan sebagai bahan untuk mendapatkan posisi. Tak terkecuali pandemi. Disaat pemerintah dan individu, menggembar-gemborkan bahwa musibah ini adalah tanggung jawab setiap individu. Maka akan berbalik seratus delapan puluh derajat ketika melihat polah tingkah kelompok pengejar kedudukan ini. 
Bahkan, ada seseorang atau bahkan kelompok yang mencoba "mengkritik" dengan membabi-buta tanpa dasar. Ia hanya membaca sumber yang didasarkan pada dugaan belaka, atau bahkan karena kemarahan sepihak.

Untuk itu, sebagai pembaca dan penikmat informasi tentunya tidak dengan mudah menyebarkan berbagai informasi yang tidak benar. Silakan di cross check terlebih dahulu, jangan serta merta membagi kepada orang lain. 

Ini adalah saatnya untuk saling membantu diri, keluarga, tetangga, dan lingkungan. Bersatu pasti bisa...

--》Semoga Bermanfaat《--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berlatih Berbahasa#2

Paragraf argumentasi adalah sebuah tulisan atau paragraph yang berisi mengenai alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendiria...