Daftar saya

Selasa, 26 November 2019

Serba Serbi Paperless


Contoh Penggunaan Kertas sebagai Media Penilaian Peserta Didik

Seperti yang telah ditulis sebelumnya, bahwa konsentrasi dunia mulai melirik keberadaan alam sebagai hal yang urgen.

Banyak ditemui pada setiap media sosial sebagai upaya menyadarkan bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa adanya alam. Alam adalah hal yang utama.

Untuk itu alam harus diprioritaskan dan diperhatikan dengan sangat serius. Maka seluruh negara sepakat bahwa setiap manusia harus mengurangi penggunaan kertas dan plastik. Gunakanlah barang ramah lingkungan.

Dengan sebegitu getolnya masyarakat dunia bergerak untuk menyelamatkan dunia, yang sebenarnya adalah melestarikan keberadaan manusia itu sendiri, maka tidak bisa ditolerir lagi semua manusia harus "menghilangkan" kertas dan plastik. Bagaimanapun caranya.

Demikian pula dalam dunia pendidikan. Tak akan memunculkan wacana untuk kembali menggunakan kertas dan plastik sebagai bahan utama dalam menggelar satu acara. Dan pastinya, jika mencoba dicari solusi, tidak akan menomorsatukan kertas sebagai option pertama. 

Paperless harga mati. Mungkin itu jargon yang dapat sekadar untuk mewakili.

Kembali ke dunia pendidikan dan dari tulisan sebelumnya, bahwa SMAN 2 Rembang juga berusaha untuk mewujudkan program dunia. Salah satu wujudnya, yaitu dengan memanfaatkan aplikasi untuk ujian online bagi peserta didik.

Karena baru perdana melaksanakan ujian berbasis android, maka tak bisa dipungkiri lagi muncul berbagai pandangan baik yang negatif maupun yang positif. Itu hal yang biasa, lumrah.
Misalnya, dari orang tua peserta didik yang menanyakan ujian daring tersebut, pun demikian dari para peserta didik yang menginginkan kembali ke kertas.

Banyak alasan yang mereka ungkapkan sebagai upaya untuk melegalkan sudut pandang mereka. Sebagai contoh, kalau di HP tulisan terlalu kecil, tidak bisa dicoret-coret, kepala menjadi pusing, dan lain sebagainya.

Solusi. Jika keluhan berupa tulisan yang terlalu kecil. Solusi yang mungkin, adalah penambahan jumlah komputer meja . Tapi ini membutuhkan waktu dan finansial yang sangat lama dan sekaligus banyak. Sebab, sekolah harus menyediakan ruang khusus sebagai tempat mengoperasikan komputer tersebut. Ditambah lagi, harus menyediakan jasa untuk pemrograman, penataan lab, pengadaan kabel jaringan.

Kedua, penyediaan dan penambahan iped. Sebab layar iped lebih lebar dibandingkan layar HP. Ditambah lagi, biaya (perhitungan secara kasar) yang relatif lebih bisa ditekan dari pada pengadaan komputer.

Ketiga, pemanfaatan aplikasi yang bisa untuk corat-coret bagi peserta didik dalam mengerjakan soal-soal atau sejenisnya. Seperti yang dapat dilihat dalam beberapa akun youtube yang menampilkan hal serupa.

Demikian ulasan dari saya.
Terimkasih dan semoga bermanfaat...

Penulis: ctr
Fotografer: admin
Editor: admin
Penyelaras: admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berlatih Berbahasa#2

Paragraf argumentasi adalah sebuah tulisan atau paragraph yang berisi mengenai alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendiria...