Daftar saya

Minggu, 02 Februari 2025

True Story (Otak Lemot)

Kisaran pukul 16.30 WIB. Rutinitas kami menjemput adalah menjemput anak madrasah. Karena jarak antara madrasah dengan rumah relatif jauh maka kami harus menggunakan moda transportasi, sepeda motor tepatnya. Dalam perjalanan pulang, kami biasakan ngobrol tentang berbagai hal, baik hanya sekadar komen tantang apa yang baru saja dilihat atau hanya sekadar bercanda. Biasanya kami ngobrol hal-hal yang ringan. Ini kami lakukan untuk sekadar menjalin dan menjaga hubungan baik antar kami. Biar ada komunikasi dan kedekatan emosional.

Kadang hal yag tak terduga keluar begitu saja dari mulut mungilnya. Meskipun random, tak jarang pula pertanyaan yang muncul diluar nalar kami sebagai orang yang duluan lahir. Tak sedikit pula kami kelabakan dibuatnya.

Seperti yang terjadi sore ini. Meskipun masih belum paham, tapi ini adalah pengalaman langsung darinya. Si Kecil memberikan pernyataan bahwa jika ia libur sekolah terlalu lama, maka otaknya akan lemot. Dia mencontohkan, seminggu yang lalu sekolahnya libur lima hari. Sedangkan dalam waktu libur tidak melakukan apapun. Yang dilakukannya adalah menonton youtube di rumah Uti dan Bapak, serta main game FF atau ML. Dan setelah waktunya masuk sekolah, dimana malam sebelumya dia menyiapkan buku dan belajar, dan ternyata otaknya tidak bisa menjangkau materi yang sedang dipelajari. Dia mengistilahkan lemot.

Tanggapan awal kami adalah ketawa dan komentar, "mosok?!".

Dan ketita kami balik, bagaimana jika setelah belajar main game? Apakah otaknya akan lemot?

Jawabannya, tidak. 

Artinya ketika belajar dan kemudian main game, otak baik-baik saja. Namun, sebaliknya, ketika main terlalu banyak, maka ketika otak diajak memahami materi pelajaran, otak akan sulit menerima pelajaran. 

Dari kisah ini, terlihat bahwa pengaruh game memang tidak bisa dianggap sepele. Game punya pengaruh yang sangat besar dan dampak buruk terhadap perkembangan otak manusia.

Yang lebih mengerikan yaitu pemain game adalah generasi muda. Pertanyaan berikutnya adalah mau dibawa kemana nasih suatu bangsa, jika banyak otak yang "lemot"?

Apakah olah raga e-sport masih diperlukan atau bagaimana? 

Apa solusi yang bisa kita terapkan? sebagai orang yang hanya bisa melihat, menggunakan, dan memanfaatkan, tanpa bisa berbuat apa-apa hal yang dapat kita tempuh adalah bagaimana kita bersikap dan bertindak secara bijaksana. 

Bahwa yang lagi viral

bukan harus kita lakukan dan kerjakan. 

Bahwa yang viral

belum tentu memenuhi kebutuhan kita. 

Bahwa yang viral

tidak harus dijadikan pedoman ke"modern"an manusia.

Bahwa yang viral

tidak dijadikan pedoman untuk menunjuk orang lain kolot.

Bahwa yang viral

sangat perlu dilogika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lampu bagian belakang Suzuki Carreta 1000

Lampu merupakan bagian penting pada sebuah kendaraan. Sebab, dengan adanya lampu dapat memberikan signal bagi pengendara lain bahwa kita aka...