Daftar saya

Selasa, 14 September 2021

belajar di tengah pandemi

(Foto adik skul) menampilkan renggangnya jarak.

Beberapa minggu belakangan, pemerintah telah menurunkan level untuk berbagai daerah. Dengan turunnya level ini, maka berbagai aktivitas masyarakat dapat berjalan 'longgar'. Salah satunya adalah sektor pendidikan.
Tidak hanya peserta didik yang sejak beberapa bulan belakangan ini menginginkan sekolah masuk,pun demikian pula dari pihak para orang tua wali siswa. Jikalau kita iseng iseng membuka medsos, berbagai mei mei, atau bahkan video berdurasi pendek dapat kita jumpai dengan mudah. Pun demikian di story teman teman kita.
Memang dunia pendidikan menjadi gonjang ganjing. Berbagai keluh kesah dan prediksi atau bahkan pandangan, sebagai upaya ngayem ngayem ati untuk sekadar beraktivitas mengisi kegiatan sehari hari yang membosankan. 
Berbagai obrolan dengan teman atau bahkan di grup, banyak membahas ini dan itu. Sampai sampai hal yang tidak penting pun menjadi tema obrolan. Tak jarang pula perdebatan memenuhi grup dalam membahas tema tertentu. Ya...itulah dinamika "pertemanan", ketika tidak sejalan dengan pemikiran kita maka akan terjadi perdebatan. Ketika perdebatan digelar, berbagai data harus dimunculkan. Bahkan data jarene pun sah sah saja dilontarkan. Toh itu hanya debat biasa. Tak akan mengurangi atau mendapatkan posisi tertentu dalam dunia nyata. Mungkin pertimbangannya demikian.
Kembali ke dunia pendidikan. 
Level turun sama dengan 'sah' untuk menggelar kegiatan belajar bagi siswa di sekolah. PTM, istilahnya. Bagaikan mendapat durian runtuh, ketika pengumuman itu didengar oleh siswa dan orang tua. Semua kalangan bergembira.
Namun, kembali ke sekolah bukan perkara yang mudah. Banyak aturan yang harus dipenuhi untuk melaksanakannya. Bahkan, dalam ketentuannya, jika terdapat satu hal kecil yang salah, tidak sesuai aturan, maka proses pembelajaran tatap muka akan dihentikan. Yang membuat makin membuat jantung copot adalah hari itu juga harus dihentikan. Dan yang membuat lebih copot lagi adalah adanya sidak dari berbagai instansi terkait. Misal, dari kecamatan, kabupaten, polisi, koramil, bahkan dari pihak provinsi bisa sewaktu waktu berkunjung ke sekolah yang mengadakan kegiatan PTM. Hal ini dilakukan bukan sekadar ana ana ae, atau lebay badai, tetapi tujuannya yaitu untuk kesehatan bersama. Baik yang di rumah maupun di sekolah, masyarakat umumnya.
Yuk, kita sukseskan PTM ini dengan melakukan segala aturan, anjuran, serta kesadaran hati. Agar dalam melangkah menjadi lebih ringan, tenang, dan mendapat ridhoNya.

...semoga bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berlatih Berbahasa#2

Paragraf argumentasi adalah sebuah tulisan atau paragraph yang berisi mengenai alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendiria...