Corona dan PJJ. Adalah dua hal yang tidak terpisahkan akhir-akhir ini. Semoga saja mereka tidak ingin bersama terus menerus.
Karena haus tidak bertemu langsung maka antara pendidik
dengan siswa tidak saling mengenal secara personal. Kedua pihak hanya bertemu
di alam virtual. Meskipun sudah ada berbagai alat yang bisa digunakan untuk “bertatap
muka”, namun dirasa masih ada yang kurang. Alat tidak bisa menggantikan nikmatnya
bertemu langsung dengan para siswa.
Pemanfaatan alat tersebut pun, harus tidak dilakukan tiap
kali PJJ. Sebab, keterbatasan kuota yang dimiliki baik oleh pendidik maupun
siswa sendiri. Semakin canggih alat yang digunakan, maka biaya yang menyertainya
akan bertambah dari sebelumnya. PJJ-ku berat dikuota.
Meskipun terasa berat dan merepotkan. Namun disisi lain ada
keasyikan tersendiri, ada hiburan atau selingan tersendiri yang sangat perlu untuk
dinikmati.
Seperti saat ini. Layaknya hari-hari biasa kami melakukan
PJJ dengan memanfaatkan Google Classroom,
para siswa mengistilahkan GC. Awal saya masuk ke kelas siswa, seperti biasa
ada sesi perkenalan. Saya pun memperkenalkan diri sebagai Pak. Karena nama saya
mungkin “unik”, maka kadang kala terdapat momen yang unik pula.
Dengan nama sapaan ini, saya pernah dipanggil Bu. Padahal
kelas ini sudah lama bertemu dengn saya, kurang lebih dua bulan lamanya. Tapi kok
masih belum kenal juga. Jangan-jangan salah membayangkan pula… J
Adalagi, sudah benar menyapa dengan ‘Pak’, tapi nama saya
semakin unik, yaitu nama saya jadi ada huruf ‘h’nya. Tepatnya huruf kedua, menjadi
Cha seharusnya Ca. lebay bukan… J
Tambah lagi. Baru kemarin, malah saya disapa dengan Pak Cur.
Padahal sudah sekitar dua setengah bulan bersama. Selain itu, saya juga pernah
digass, “ini pak atau bu?”
Hal yang kadang sangat menguras perasaan adalah ketika
pengumuman sudah jelas maksud dan tujuan, masih juga ditanya muter muter. Sampai
tidak habis pikir, dan harus bagaimana menjelaskannya. Barang sudah jelas, tapi
diperdebatkan.
Sampai disini rasanya ingin marah, tapi akhirnya disenyumin
saja.. J
biar makin indah dunia..J
Adalagi kenangan manis saat PJJ. Suatu hari kami melakukan ujian dengan menganalisis film pendek. Yang ingin dibagikan adalah pengalaman dan sekaligus praktik sederhana tentang materi yang dipelajari (teori) dengan kenyataan. Dan sekalian hiburan, tentunya.
Karena pertemuan 60 menit, maka dicarikanlah film yang berdurasi 30 menitan. Dengan perkiraan separuh nonton film, sisanya untuk analisis. Tak disangka, malah ada yang ngegass. Saya di"lulu" dengan dikasih masukan untuk nonton film berdurasi 3 jam atau berapa (sudah lupa).
Masih dengan film pendek, ini malah ada yang cuma copas teman satu kelas. Dan yang lebih parah lagi, ada yang copas antar kelas. Gimana g jengkel?? Sudah capek capek koreksi, malah disepelekan.
di saat semua sudah dilewati...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar