Setelah beberapa kali merenung, sembari mengulang apa yang sudah terjadi sebelum sebelumnya, plus bertanya pada diri sendiri.
Aku pun berpandangan demikian, tentang teman yang baik adalah ...
Ketika aku memandang (menilai) seseorang itu baik, karena ia telah membantuku. Membantu ketika aku perlu bantuan.
Seseorang akan kunilai sangat baik, ketika ia mau menolongku ketika aku belum mengatakan minta bantuan.
Teman akan kunilai sangat baik juga, ketika ia mau membantuku tanpa mengharapkan apapun dariku.
Seorang teman akan beri jempol banyak, ketika ia mau menolongku ketika ditengah tengah kesibukannya. Alias mau mengorbankan kepentingannya untuk kepentinganku.
Ia akan kuberi nilai bagus dan bahkan akan kuumumkan, ketika ia mau menolongku setiap kali aku butuh bantuan. Meskipun ditengah malam sekalipun, ia tetap mau.
Sekali lagi, ia akan kuberi nilai bagus, ketika ia mampu dan mau mendengar keluh kesahku. Meskipun apa yang aku utarakan detik ini sama dengan yang aku ucapkan sedetik lalu.
Sekali... dan sekali lagi,,, ia akan aku beri nilai yang tak kalah dengan sebelumnya, yaitu bagus. Ketika ia mau mendengar dan memberikan jawaban atas tanyaku. Meskipun aku selalu tanya perihal yang sama.
Namun,,,
Penilaianku akan menjadi sebaliknya, ketika ia melakukan salah satu point di atas.
Maka ia harus kuhilangkan, dari ingatan baikku padanya.
Ia harus kelenyapkan, dari pandangan baikku.
Ia harus kujatuhkan dihadapan setiap orang yang kujumpai.
Sudut pandangku,,,
Ternyata tidak ada orang (yang benar benar) baik untukku.
Mengapa demikian??
Sebab ketika aku memberi point (penilaian) kepada seseorang, aku dalam keadaan dikuasai nafsu.
Jadi, jika kita dikuasai nafsu maka segala bentuk penilaian tentang orang (hal) akan sangat subjektif dan bahkan akan sangat salah.
Demikian hasil tanya jawabku kepada diriku sendiri.
Semoga bermanfaat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar