Daftar saya

Rabu, 14 April 2021

Kisahku yang Dikisahkan Oleh Ayahku untuk Diriku Dikemudian Hari Tentang Puasa Perdanaku



Dokumen pribadi

Cerita yang akan tampil dalam lembaran ini adalah sebuah pengalaman kali pertamaku menjalankan ibadah puasa.

Sebenarnya, puasa itu apa aku tak begitu mengerti. Tapi dari ibuku mengatakan bahwa puasa adalah tidak boleh makan, tidak boleh minum, dan tidak boleh marah. Jika ketiganya menyerang, maka aku harus menahanya. Sekuat tenaga. Jika tidak kuat, anggap saja lupa (bercanda…hehe..)

Masih dari sumber yang sama, bahwa puasa itu boleh makan siang hari yaitu jam 12.12 (baca: 12.00). Setelah itu dilanjut lagi sampai sedikit malam yaitu jam 06.12 (baca: 18.00).

Sebelum hari H, aku sangat bersemangat. Hampir setiap detik (kalau tidak lebae) aku menanyakan hal yang sama kepada orang yang sama pula. Demikian tanyaku, “ibu…besok puasa?”. Terkadang yang ditanya akan menjawab, tak jarang pula hanya melempar senyuman termanisnya untukku.

Mungkin rasa penasaranlah yang mendorongku untuk selalu menanyakan hal yang sama setiap ada kesempatan bertanya.

Hari yang dinanti pun datang juga. Hari pertama ini aku mulai dengan makan sahur. Sebenarnya istilah ini pun asing diotakku, yang aku tahu bangun tidur langsung ada makanan yang harus aku dorong ke kerongkongan dan berakhir di lambung untuk dimasak.

Aku dibangunkan oleh ibu jam 03.00 untuk minum susu, makan nasi plus lauk, minum air bening. Karena sudah diceritain dari semalem, ketika aku dibangunkan maka dengan semangat aku turun ranjang dan langsung makan-minum. Setelah kenyang mengisi lambungku, aku diminta ibu untuk berhenti makan dan segera minum air bening. Pesan ibu, yang serasa hipnotis bagiku, setelah makan dan minum ini aku harus menahan rasaku sampai jam 12.12. Dan aku harus kuat. Aku pasti bisa.

Ternyata inginku masih menguasaiku. Selang beberapa menit, aku minum air yang ada dimeja. Sejurus kemudian, ayahku bertanya apakah aku jadi puasa. Tanpa ragu aku pun menjawab bahwa aku jadi puasa. Ayahku bertanya lagi, kenapa aku minum air dimeja ini. Sekali lagi aku menjawab, bahwa hari masih malam maka masih boleh minum. Padahal suara adzan sudah berlalu beberapa menit yang lalu… ☺

Selepas itu, aku mencoba menahan. Tapi kejadian pagi tadi, terulang kembali. Aku makan camilan yang ada di meja. Siang harinya, ibuku bertanya kepadaku perihal camilan yang tinggal sedikit. Dan aku jawab,sesuai apa yang terjadi. Aku jujur.

Sekali lagi, ibuku memberikan senyuman manisnya sembari mengecup pipiku dan berucap “anak cerdas”. Melihat respon ibu yang demikian, aku langsung balik kanan untuk melanjutkan kegiatanku sebelumnya. Nonton kartun sambil lompat lompat. Dan aku mendengar bahwa ia kembali berpesan dan sekaligus menginatkan bahwa tetap harus menahan sampai jam 12.12 nanti. Tanpa ragu aku pun mengiyakannya.

Dokumen Pribadi

Waktu yang dinantipun akhirnya berkunjung menyapaku, aku makan. Lauk siang ini adalah menu favoritku, telur goreng plus kecap yang dijatuhkan memenuhi sebagian besar nasi dan telur. Hmm…nikmat tiada bandingnya. Memang masakah ibu sangat enak dilidahku.

Rasanya baru sesuap aku menikmati menu siang ini. Sesi makan pun harus berakhir, aku harus menahan makan dan minum sampai sore nanti. Senjapun menyapa, dan akupun mendapat bonus. Aku minum es cincau yang disediakan untukku. Sungguh…lupa itu nikmat kawan.

Selang beberapa menit, waktu makan tiba. Dan aku santap apa yang sudah dimasak ibuku. Sampai ludes…perutku berubah buncit. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berlatih Berbahasa#2

Paragraf argumentasi adalah sebuah tulisan atau paragraph yang berisi mengenai alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendiria...