Daftar saya

Jumat, 02 Agustus 2024

Gendoyo

Gendoyo, mungkin bagi sebagian orang istilah ini sangat familier. Ada masyarakat yang menyamaartikan sebagai buah semangka. Namun, sebagian lagi mendefinisikan sebagai buah semangka yang masih kecil. 

Pada masyarakat yang lain, gendoyo, dikonotasikan sebagai seseorang yang plongah-plongoh (orang yang tidak punya kehendak, orang yang bisa dipermainkan oleh orang lain, dan lain sebagainya). 

Terlepas dari berbagai definisi tersebut, dalam kesempatan ini penulis ingin mengambil perspektif yang lain dan sekaligus memaknainya. Dari sudut penulis, gendoyo merupakan buah semangka. Buah yang sangat cocok ketika dinikmati pada saat panas. Sebab, kandungan air yang sangat melimpah. Menyelam sembari minum air, makan buah sekalian minum banyak. 

Adalah buah yang sangat unik. Tak perlu susah susah jika ingin menikmatinya. Jika tak ada pisau, buah ini cukup dibenturkan kebenda lain. Dan langsung bisa dinikmati. 

Cara memilih pun juga unik. Tinggal ditepuk-teluk kulitnya, sekalian didengarkan bunyinya, dan akan "terlihatlah" masak atau tidaknya. Selain dari tepukan, masaknya buah yang satu ini bisa dilihat dari "lukisan" pada kulitnya. Dan menurut masyarakat, dapat pula dari gagang atau tangkai yang menempel pada buah ini. 

Dari cara memilih inilah terlihat begitu "aneh". Dimana sebuah gendoyo ditepuk (dipukul pelan-pelan). 

Tulisan ini terinspirasi dari cerita seorang teman. Upin, demikian kami memanggilnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berlatih Berbahasa#2

Paragraf argumentasi adalah sebuah tulisan atau paragraph yang berisi mengenai alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendiria...